Mataram - Kepala BPS NTB, Dr. Arief Chandra Setiawan menyebutkan, penurunan inflasi di Provinsi NTB juga berada di tengah rata-rata inflasi nasional yang sebesar 0, 34 persen.
"Alhamdulillah inflasi di NTB menurun, ini menunjukkan daya beli masyarakat sangat baik" jelasnya saat menyampaikan Berita Resmi Statistik di aula Tambora BPS NTB, Rabu (01/02 /2023).
Ia menjelaskan Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada Kelompok Transportasi sebesar 21, 02 persen. Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 6, 24 persen; Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran sebesar 4, 03 persen; Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 3, 80 persen; Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 3, 69 persen; Kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 3, 05 persen; Kelompok Pendidikan sebesar 2, 47 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 2, 43 persen. Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya sebesar 2, 06 persen. Kelompok Kesehatan sebesar 0, 81 persen. Sedangkan penurunan indeks terjadi pada Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 1, 42 persen.
Lebih jauh ia menerangkan, Inflasi di Provinsi NTB month to month (m-to-m) Gabungan Dua Kota (Kota Mataram dan Kota Bima) di Bulan Januari 2023 sebesar 0, 33 persen. Sedangkan inflasi year to date (y-to-d) di Bulan Januari 2023 sebesar 0, 33 persen, lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi year to date (y-to-d) di Bulan Januari 2022 sebesar 0, 71 persen.
Pada Bulan Januari 2023, inflasi year on year (y-on-y) Gabungan Dua Kota (Kota Mataram dan Kota Bima) sebesar 5, 83 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106, 72 pada Bulan Januari 2022 menjadi 112, 94 pada Bulan Januari 2023. Angka inflasi ini lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 5, 28 persen. (Lalu Waeh)