Lombok Tengah - Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta berbagai pemangku kepentingan pendidikan terus berkolaborasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran di Indonesia.
Pemerintah pusat telah menetapkan sejumlah program prioritas nasional seperti Kurikulum Merdeka, untuk mendorong terjadinya transformasi pembelajaran. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Agama (Kemenag) melakukan kunjungan pemantauan terhadap proses transformasi pembelajaran di Kabupaten Lombok Tengah NTB. Kamis (26/01/2023).
Pemerintah Kabupaten Loteng bersama program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) telah berkerjasama untuk mengimplementasikan transformasi pembelajaran melalui peningkatan kemampuan literasi dan numerasi di jenjang kelas awal SD/MI. Program INOVASI sendiri merupakan program kemitraan antara pemerintah Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil belajar siswa di tingkat pendidikan dasar.
Bupati Lombok Tengah yang diwakilkan oleh Sekretaris Daerah Lombok Tengah, Lalu Firman Wijaya, ST., MT., mengatakan transformasi pembelajaran yang diusung pemerintah pusat selaras dengan program Pemkab Loteng. Transformasi pembelajaran seperti Kurikulum Merdeka secara langsung mendukung implementasi visi Pemkab Loteng yaitu mewujudkan masyarakat yang beriman, sejahtera, bermutu, dan berbudaya (Bersatu Jaya), terutama dalam mewujudkan misi kedua yaitu mencapai sumberdaya manusia Loteng yang cerdas, mandiri, dan unggul. “Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan yang lebih besar kepada guru untuk memperkuat kemampuan literasi, numerasi, dan karakter siswa. Keterampilan ini merupakan pondasi belajar yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Semakin baik kemampuan literasi, numerasi, dan karakter siswa, maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa itu di masa depan, ” terangnya di kantor Bupati Loteng.
Lebih lanjut Sekda Loteng mengatakan untuk memperkuat dukungan pada kebijakan pemerintah pusat terkait Kurikulum Merdeka ini, Loteng juga telah membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Implementasi Kurikulum Merdeka. Tim ini berisi unsur-unsur dari Dinas Pendidikan, Kemenag, Bappeda serta juga dari Universitas Mataram. Selain itu, Loteng juga telah membentuk Tim Akselerasi Literasi Kabupaten yang salah satu tujuannya adalah memperluas praktik baik dari uji coba implementasi Kurikulum Merdeka ke lebih banyak sekolah dan madrasah yang ada di Lombok Tengah.
Berbagai dukungan dan upaya yang telah berjalan di Loteng ini merupakan ikhtiar besar untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik melalui penguatan pondasi dasar literasi dan numerasi pada anak-anak didik di sekolah dan madrasah. Secara khusus, pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sendiri telah berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), salah satunya melalui sektor pendidikan ini. Rapor Pendidikan tahun 2022 yang menempatkan capaian literasi dan numerasi Kabupaten Loteng di zona kuning yang artinya kurang dari 50% siswa SD yang mengikut tes memiliki kecakapan literasi dasar. Hal ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Untuk itu, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak yang tengah berjalan ini, Kabupaten Lombok Tengah menargetkan tahun ini bisa bergerak meningkatkan mutu pembelajaran literasi dan numerasi sehingga sebagian besar siswa SD menguasai literasi dasar.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phil., Ph.D., mengapresiasi dukungan pemerintah Kabupaten Lombok Tengah terhadap berbagai program prioritas nasional. Ia mengatakan Kemendikbudristek memberi apresiasi yang tinggi pada Pemda Lombok Tengah yang berkomitmen mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Banyak praktik baik yang sudah diterapkan madrasah dan sekolah di Lombok Tengah, terutama dalam pembelajaran terdiferensiasi untuk literasi membaca yang didukung oleh program INOVASI. Praktik baik tersebut mencerminkan esensi dari Kurikulum Merdeka, yaitu pembelajaran yang berpusat pada murid. Kami berharap praktik baik ini terus didukung dan diperluas penerapannya untuk mendorong perbaikan kualitas pembelajaran bagi semua murid.
Kebijakan Kurikulum Merdeka saat ini masih dalam tahap uji coba secara terbatas, sebelum diterapkan sepenuhnya pada tahun 2024. Namun, sekolah dan madrasah di Kabupaten Lombok Tengah telah menempuh upaya serius dalam mempersiapkan implementasinya. Dinas Pendidikan, Kantor Wilayah Kemenag, Universitas Mataram, BGP, BPMP dan INOVASI selama ini telah berkolaborasi dalam menyelenggarakan serangkaian pelatihan dan pembekalan pada sejumlah sekolah serta madrasah di sana.
Dari serangkaian pembekalan serta pendampingan yang sudah berjalan tersebut, sekolah dan madrasah kini mulai mampu menerapkan prinsip-prinsip yang menjadi semangat dari Kurikulum Merdeka. Pembelajaran di sekolah dan madrasah di Kabupaten Lombok Tengah kini mulai melakukan asesmen penilaian kemampuan siswa, dan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi (teaching at the right level) yang sesuai sesuai level kemampuan siswa.
Dr. Muhammad Zain, M.Ag., Direktur Guru Tenaga dan Kependidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama mengapresiasi berbagai praktik baik yang telah dilakukan oleh guru-guru di Kabupaten Lombok Tengah. Menurutnya, keseriusan Pemkab Loteng melakukan transformasi pembelajaran memberikan manfaat kepada siswa yang belajar di madrasah.
Sejumlah pejabat Kemedikbudristek dan Kemenag hadir dalam kegiatan pemantauan ini, antara lain Vivi Andriani selaku Kepala Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal, Rachmadi Widdiharto selaku Direktur Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, dan Zulfikri Anas selaku Plt. Kepala Pusat Kurikulum and Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP). Sementara itu, hadir untuk mewakili Kemenag adalah Rohmat Mulyana Sapdi selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Moh. Isom selaku Direktur Kurikulum, Sarana Prasarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, serta Muhammad Zain selaku Direktur Guru Tenaga dan Kependidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Selain melakukan kunjungan ke beberapa SD/MI di Lombok Tengah, kunjungan juga dilakukan ke Kabupaten Lombok Timur. Di Lombok Tengah, rombongan tim pemantauan berkunjung ke MI Nurul Muhajirin Lajut, SDN Setiling, SDN 2 Batunyala, dan MI Darul Hikmah Darek.
Melalui kemitraan yang difasilitasi oleh program INOVASI, berbagai cara inspiratif untuk meningkatkan kecakapan pondasi belajar siswa dalam literasi dan numerasi kelas awal telah dilakukan oleh para guru. Sejak Fase 2 program ini mulai diimplementasikan di Lombok Tengah pada bulan Juli 2020, sebanyak 28, 886 (15, 012L; 13, 874P) siswa di 1, 523 SD/MI telah merasakan perubahan dalam proses belajar mengajar, yang diharapkan berdampak pada hasil belajar siswa yang lebih baik.
Upaya ini pun telah menunjukkan hasil yang positif dan kemajuan yang signifikan terhadap sekolah-sekolah mitra di Kabupaten Lombok Tengah. Sejumlah praktik baik pembelajaran telah dikembangkan dan diimplementasikan langsung di kelas, seperti disaksikan langsung oleh para pemangku kepentingan yang turut serta dalam kegiatan pemantauan ini. (Lalu Waeh)